• Beranda
  • Ibu & Anak
  • Efek Samping Menggunakan KB Spiral (IUD) Sebagai Alat Kontrasepsi

Efek Samping Menggunakan KB Spiral (IUD) Sebagai Alat Kontrasepsi

Efek Samping Menggunakan KB Spiral (IUD) Sebagai Alat Kontrasepsi

Bagikan :


Intrauterine Device (IUD) atau dikenal juga dengan KB spiral adalah alat kontrasepsi yang berbentuk seperti huruf T yang akan dipasang di dalam rahim untuk mencegah kehamilan dengan menghentikan sperma mencapai dan membuahi sel telur.

Umumnya, sebelum dipasang di dalam rahim, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Anda kemudian akan diminta untuk berbaring dan mengangkat kedua kaki ke atas, kemudian dokter akan menempatkan spekulum untuk menahan agar vagina tetap terbuka. IUD kemudian akan dimasukkan ke dalam tabung kecil yang kemudian dimasukkan ke dalam vagina. Sesampainya di dalam rahim, IUD akan didorong keluar dari tabung dan tabung akan kembali ditarik. Tali yang terpasang pada IUD akan menggantung sekitar 1,5 - 5 cm di dalam vagina.

IUD banyak dipilih sebagai alat kontrasepsi karena tahan lama dan tidak merepotkan, IUD juga aman digunakan ketika menyusui. Tak butuh perawatan apapun, dan jadwal yang perlu diingat saat menggunakan IUD.

Meskipun tergolong aman digunakan, dan 99% efektif mencegah kehamilan, sebagian wanita pernah mengalami efek samping dalam penggunaannya. Efek samping yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung pada tipe IUD yang digunakan dan juga kondisi medis setiap orang di antaranya sebagai berikut:

Kram

Anda mungkin akan mengalami kram seperti menstruasi selama beberapa hari pertama setelah dokter memasukkan IUD. Kram yang normal muncul cukup ringan, apabila rasa sakitnya menjadi cukup intens maka sebaiknya hubungi dokter Anda.

Pingsan

Beberapa orang akan merasakan pusing setelah dokter memasang alat IUD, seperti dilansir WebMD, sebagian bahkan mengalami pingsan. Namun jangan khawatir, karena begitu Anda sadarkan diri dan bisa kembali duduk maka Anda akan merasa lebih baik.

Perdarahan yang tidak teratur

Dilansir Cleveland CLinic, IUD juga dapat menyebabkan perdarahan yang tidak teratur atau kram yang tak kunjung mereda setelah tiga bulan pemasangan IUD. Dokter mungkin akan memberikan Anda dosis ibuprofen selama satu hingga tiga bulan untuk mengurangi rasa sakit dan mengurangi pendarahan atau meresepkan pil KB untuk membantu mengembalikan siklus Anda.

Kista ovarium

Sekitar 1 dari 10 wanita akan mendapatkan kista ovarium di tahun pertama setelah memasang IUD. Kista ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 3 bulan. Kebanyakan kista ovarium tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, beberapa di antaranya dapat menyebabkan kembung, bengkak atau nyeri perut di bagian bawah.

Nyeri yang tiba-tiba menjadi parah perlu diwaspadai, karena menandakan bahwa kista pecah.

Kehamilan

Meskipun menjanjikan perlindungan 99% terhadap kehamilan, namun ada 1% risiko di mana IUD gagal memberikan perlindungan. Apabila 1% risiko tersebut terjadi, maka risiko infeksi, keguguran atau kelahiran prematur bisa terjadi.

Kehamilan ektopik

Hamil ketika menggunakan IUD dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik, di mana 1 di antara 1.000 orang wanita pernah mengalaminya.

Infeksi

IUD dapat meningkatkan risiko infeksi rahim, saluran tuba atau ovarium yang disebut juga dengan penyakit radang panggul. Kondisi tersebut umumnya disebabkan oleh bakteri yang ikut masuk ke dalam tubuh saat pemasangan IUD.

Gejala infeksi biasanya akan muncul dalam 20 hari setelah pemasangan IUD.

Perforasi

Kasus ini langka terjadi, namun dilaporkan bahwa ada risiko perforasi, yaitu IUD yang masuk menembus dinding rahim dalam proses pemasangan IUD.

Ekspulsi

Ekspulsi adalah jatuhnya IUD dari rahim yang berisiko dialami 3% wanita. Risikonya sedikit lebih tinggi pada wanita yang pernah hamil sebelumnya. Ekspulsi ditandai dengan gejala pendarahan dan nyeri, namun ada juga yang tidak mengalami gejala apapun.

Apabila Anda merasa bahwa IUD terlepas dari rahim, jangan mencoba memasang atau menariknya. Kembali temui dokter untuk melihat apakah IUD perlu diganti dengan yang baru atau Anda membutuhkan jenis alat kontrasepsi lainnya.

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 20:42